Abu Muaz Syaik Makhad Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee menjelaskan lebih rinci pembahasan tentang Isra mi’raj.
Isra mi’raj sangat jelas Allah sampaikan dalam ayat pertama surat al Isra,
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
“Para ulama berbeda pendapat tentang kapan peristwa isra mi’raj terjadi. Malah ada yang berpendapat bahwa Isra mi’raj terjadi sebanyak tiga puluh kali, ini pendapat Al Hatimi as-Sufi. Ada juga yang berpendapat tiga puluh empat kali, ini pendapat
Syaikh Abdul Wahhab al-Sya’rani.” Jelas da’i asal Mesir ini.
Dipahami dari ayat surat isra, dengan jelas, bahwa Allah memperjalankan hambanya dengan ruh dan jasad, bukan dengan ruh saja, apalagi dalam mimpi, karena kata ‘abdun’ (hamba) adalah sebutan untuk ruh dan jasad sekaligus.
Pendapat ini didukung oleh ayat lain dalam QS. Al ‘Alaq : 10 “ ‘Abdan iżā ṣallā, yang artinya, seorang hamba ketika dia melaksanakan shalat.” Dan yang melaksanakan shalat adalah Rasulullah dengan jasad dan ruhnya.
Makna Aqsa dalam bahasa Arab adalah jauh. Mesjidil aqsha artinya mesjid yang jauh, yang diberkahi di sekelilingnya, yakni syam, (pen. kalau sekarang sudah jadi Negara; Suriah, Palestina, Yordania, dan Lebanon).
“Ulama memaknai Masjidil Haram dengan empat hal, pertama yang dimaksud dengan Masjidil Haram adalah Ka’bah. Kedua, Masjidil haram adalah masjid yang di dalam ada ka’bah. Ketiga, Masjidil Haram tafsirannya makkah secara keseluruhan, dan yang keempat dimaknai dengan tanah haram, dan tanah haram lebih besar dari Mekkah.” Tambah ulama yang produktif menulis ini.
Hikmah dari Isra Mi’raj sudah jelas di ayat pertama surat Al-Isra, yaitu “ … Agar Kami perlihatkan padanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami..” Maka tujuan isra untuk memperlihat kepada Rasul kebesaran Allah, artinya untuk taklim dan pendidikan agar beliau mengetahui secara mendalam tanda-tanda keagungan dan kekuasaan Tuhan.
Lalu kenapa Rasulullah SAW Allah perjalankan isra’ terlebih dahulu?
Demikian itu untuk memperkuat dengan adanya perjalanan darat yang biasa di lalui oleh orang syam.
“Ummu Hani’ binti Abi Thalib, sepupunya Rasulullah SAW, berharap Nabi tidak langsung memberi tahu kepada orang Qurasy tentang apa yang Ia alami di malam Isra Mi’raj. Namun Rasullah tetap bertekad memberi tahu untuk melihat bagaimana tanggapan dari orang qurasy.” Tutup Abu Muaz Abdul Hay. [MHW]