Humas Darul Ihsan Tgk Mustafa Husen Woyla menyerahkan Foto Bung Karno bersama Abu Krueng Kalee kepada Bapak Purwo Darsono |
Salah satu dari sekian banyak tokoh Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan adalah Abu Hasan Krueng Kalee. Kontribusi Abu Krueng Kalee sangat berarti dalam sejarah panjang perjuangan Kemedekaan NKRI dan mempertahankan NKRI dari ancaman DI/TII. Hal itu diakui oleh semua pihak termasuk Soekarno sendiri.
Ketika terjadi polimik besar dalam penentuan Presiden pertama dalam sidang Majlis Konstituante di Jakarta tahun 1955. Abu Krueng Kalee adalah salah seorang inisiator yang memberikan sebutan gelar kedudukan yang bersifat sementara kepada Bung Karno. Dengan tujuan mengimbangi Imam Negara Islam Indonesia yang dinilai juga bersifat sementara keberadaanya, untuk Presiden Soekarno dipilihlah bukan gelar Khalifah, bukan Sultan, melainkan Wali Al Amri Dharuri bi Al Syaukah. Semua itu tentunya dengan mempertimbangkan kepentingan politik yang matang.
Kiprah beliau masih terekam dalam cipretan kameraman Presiden ketika itu. Foto itulah yang diserahkan oleh Yasyasan Teungku Haji Hasan Krueng Kalee kepada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno yang didelegasikan oleh Tgk Mustafa Husen Woyla selaku Humas Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee di Blitar, Jawa Timur pada hari Senin, 15 September 2014.
Alhamdulillah Kepala Perpustakaan Bung Karno, bapak Suyatno yang diwakili bapak Purwo Darsono sangat berterima kasih atas penyerahan foto bersejarah Bung Karno bersama Abu Hasan Krueng Kalee tersebut. Sebagai bentuk ucapan terima kasih UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno memberikan Piagam Penghargaraan kepada Yayasan Teungku Haji Hasan Krueng Kalee dengan nomor 397/2.1.1/a/IX/2014.
Menurut pengakuan bapak Purwo Darsono ternyata Kepala Perpustakaan Bung Karno pertama adalah orang Aceh yang bernama Teungku Samsul Bahri.
Ketua Yayasan, Tgk H Musannif, SE sebagai cucu Abu Krueng Kalee, semula hendak mendampingi menyerahkan foto bersejarah tersebut namun berhalangan hadir karena ada agenda penting di Jakarta yang mesti diselesaikan. Beliau hanya bertitip pesan, semoga kelak, generasi Aceh dan seluruh bangsa Indonesia yang berkunjung ke Museum Bung Karno mengetahui bahwa Ulama Aceh Abu Hasan Krueng Kalee dan Abuya Muda Waly merupakan kontributor atau tokoh sentral pendukung Bung Karno sebagai Presiden Pertama. (*).